"ANTISIPASI DAMPAK IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN,STASIUN KLIMATOLOGI GANDENG BPSIP PAPUA"
Dinamika iklim yang terjadi setiap waktu akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya pada sektor pertanian. Pada musim hujan beberapa kondisi agroekosistem lahan beresiko mengalami genangan air yang bisa berakibat, sementara pada musim kemarau beresiko pada kekeringan. Selain pada unsur produksi, iklim juga berpengaruh pada dinamika populasi hama dan penyakit pada tanaman.
Terkait dengan hal tersebut, Stasiun Klimatologi (Staklim) Tanah Miring Merauke melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan IP2SIP (Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian) Merauke pada 02/08. Pada pertemuan tersebut hadir Kepala Staklim Merauke Marsildus Eutakius Keytimu, S.Si. bersama para prakirawan klimatologi, dan juga Kepala IP2SIP Merauke Frans Palobo, S.P. M.Si. Pertemuan ini merupakan pertemuan perdana Marsildus sejak dilantik sebagai kepala Staklim Merauke pada bulan April lalu.
Dalam pertemuan tersebut dibicarakan berbagai hal berkaitan dengan dampak iklim terhadap keberhasilan produksi. Frans Palobo menyampaikan bahwa diharapkan Stasiun Klimatologi bisa menyampaikan berbagai informasi iklim sebagai suatu produk klimatologi yang berguna salah satu refrensi analisis resiko ancaman produksi. Lebih jauh Frans menyinggung bahwa salah satu faktor pembatas produksi pertanian adalah organisme pengganggu tumbuhan (OPT) meliputi hama dan penyakit. Intensitas serangan OPT tersebut selain bergantung pada pendekatan budidaya petani juga ditentukan oleh keadaan iklim setempat, seperti curah hujan, kelembaban, dan suhu.
Menanggapi hal tersebut, Marsildus menyatakan akan menyampaikan berbagai informasi iklim secara riil time sesuai dengan kebutuhan masing-masing stake holder. Pada akhir pertemuan, Kepala IP2SIP Merauke menyerahkan satu paket buku teknologi pertanian yang merupakan produk dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) kepada kepala Stamet Merauke.